Jumat, 08 September 2017

SEBUAH SENI MENGINGATKAN




Tidak sempurna dalam menggunakan pakaian merupakan pengalaman yang hampir semua manusia pernah mengalaminya. Entah itu kancing baju yang tidak sesuai, kancing baju yang kebuka satu,entah itu krah yang kurang pas,atau juga retsleting yang belum tertutup. Memang tidak semua posisi pakaian sensitive,namun ada juga yang sensitive. Semisal,seorang laki-laki yang dalam sebuah acara formal tidak menutup retsleting celananya dengan rapat atau perempuan yang kancing bajunya terbuka satu dan itu di dada,pasti yang melihat akan merasa risih. Nah,untuk mengingatkan sering terbentur banyak persoalan. Jika belum kenal bisa menjadi repot,namun jika sudah kenal bisa jadi riskan juga. Kalau mau disampaikan vulgar,tidak enak rasa,namun jika tidak disampaikan juga semakin tidak enak. Maka,satu-satunya jalan adalah mengajaknya menyingkir lalu diberi tahu tentang keadaan yang sebenarnya. Itulah “Alat” mengingatkan sahabat demi sebuah kebaikan.

Seni mengingatkan, itulah sesuatu yang menarik untuk kita kaji dan renungkan. Mengingatkan itu hal yang baik,namun jika disampaikan tidak dengan cara yang baik,bisa jadi hasilnya juga tidak akan baik. Seni mengingatkan itu amat penting. Dengan seni mengingatkan yang baik dan indah,maka yang diingatkan tidak merasa dipermalukan sedangkan yang mengingatkan juga tidak sedang membuka aib sahabat ataupun orang lain.
Dalam bacaan Injil minggu 10 September ini, bersamaan dengan minggu kedua bulan katekese Liturgi , kita diajak mengerti seni mengingatkan yang begitu sederhanana, namun sempurna. Hal itu yang dulu diajarkan Yesus. Sebuah seni mengingatkan yang teramat cerdas. Mengajak bicara empat mata,langkah pertama, sebuah model pendekatan personal dan kekeluargaan. Jika ini gagal,mengajak saksi satu orang. Inipun sebuah langkah bijak demi kebaikan bersama. Jika dengan aksi masih juga tidak berhasil,maka diserahkan ke komunitas demi kebaikan bersama,dan jika ini juga gagal,berarti orang tersebut memang tidak mau untuk dikasihi,tidak mau diberi informasi baik demi dirinya. Jadi,ya biarkan saja dia.

Dalam kehidupan kita yang bersama dengan yang lain ini, sudah menjadi kemestian untuk saling menyapa dan mengingatkan,demi kebaikan bersama. Kesalahan dan kekurangan merupakan kewajaran tiap-tiap manusia. Dan wajar pulalah untuk saling mengingatkan, justru akan menjadi tidak wajar jika tidak diingatkan.Belajar dari Seni dan Strategi Yesus mengingatkan orang yang bersalah,hendaknya kita semua bisa memetik pengalaman indah dan kemudian mempraktekannya. Selamat Berjuang Mengingatkan dengan seni indah..
oiya..awas..retsleting anda..jangan keasikan membaca..

selam damai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH