Tidak sempurna dalam menggunakan
pakaian merupakan pengalaman yang hampir semua manusia pernah mengalaminya.
Entah itu kancing baju yang tidak sesuai, kancing baju yang kebuka satu,entah
itu krah yang kurang pas,atau juga retsleting yang belum tertutup. Memang tidak
semua posisi pakaian sensitive,namun ada juga yang sensitive. Semisal,seorang
laki-laki yang dalam sebuah acara formal tidak menutup retsleting celananya
dengan rapat atau perempuan yang kancing bajunya terbuka satu dan itu di
dada,pasti yang melihat akan merasa risih. Nah,untuk mengingatkan sering
terbentur banyak persoalan. Jika belum kenal bisa menjadi repot,namun jika
sudah kenal bisa jadi riskan juga. Kalau mau disampaikan vulgar,tidak enak
rasa,namun jika tidak disampaikan juga semakin tidak enak. Maka,satu-satunya
jalan adalah mengajaknya menyingkir lalu diberi tahu tentang keadaan yang
sebenarnya. Itulah “Alat” mengingatkan sahabat demi sebuah kebaikan.
Seni mengingatkan, itulah sesuatu
yang menarik untuk kita kaji dan renungkan. Mengingatkan itu hal yang
baik,namun jika disampaikan tidak dengan cara yang baik,bisa jadi hasilnya juga
tidak akan baik. Seni mengingatkan itu amat penting. Dengan seni mengingatkan
yang baik dan indah,maka yang diingatkan tidak merasa dipermalukan sedangkan
yang mengingatkan juga tidak sedang membuka aib sahabat ataupun orang lain.
Dalam bacaan Injil minggu 10
September ini, bersamaan dengan minggu kedua bulan katekese Liturgi , kita
diajak mengerti seni mengingatkan yang begitu sederhanana, namun sempurna. Hal
itu yang dulu diajarkan Yesus. Sebuah seni mengingatkan yang teramat cerdas.
Mengajak bicara empat mata,langkah pertama, sebuah model pendekatan personal
dan kekeluargaan. Jika ini gagal,mengajak saksi satu orang. Inipun sebuah
langkah bijak demi kebaikan bersama. Jika dengan aksi masih juga tidak
berhasil,maka diserahkan ke komunitas demi kebaikan bersama,dan jika ini juga
gagal,berarti orang tersebut memang tidak mau untuk dikasihi,tidak mau diberi
informasi baik demi dirinya. Jadi,ya biarkan saja dia.
Dalam kehidupan kita yang bersama
dengan yang lain ini, sudah menjadi kemestian untuk saling menyapa dan
mengingatkan,demi kebaikan bersama. Kesalahan dan kekurangan merupakan
kewajaran tiap-tiap manusia. Dan wajar pulalah untuk saling mengingatkan, justru
akan menjadi tidak wajar jika tidak diingatkan.Belajar dari Seni dan Strategi
Yesus mengingatkan orang yang bersalah,hendaknya kita semua bisa memetik
pengalaman indah dan kemudian mempraktekannya. Selamat Berjuang Mengingatkan
dengan seni indah..
oiya..awas..retsleting anda..jangan keasikan membaca..
selam damai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar